PPG FKIP UNS – Program Studi (Prodi) Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) bagi Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2024. Diklat digelar secara luring di Hotel Grand HAP Solo.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok dipandu oleh 1 instruktur dan mendapatkan 5 topik materi kebhinekaan global. Kegiatan dimulai dengan pemberian contoh pemaparan materi kebhinekaan global oleh instruktur. Kemudian, mereka dibagi menjadi 4 kelompok dan diberikan waktu untuk mendiskusikan materi lainnya dan dipresentasikan.
Kegiatan WKG diawali dengan kegiatan pretest dengan harapan dapat mengukur pengetahuan tentang kebhinekaan global. Diklat wawasan kebhinekaan global membahas lima tema pokok yaitu (1) kebhinekaan global, (2) kebhinekaan nasional, (3) kebhinekaan dalam skala personal, (4) kebhinekaan dalam skala sekolah, dan (5) sekolah damai.
Dalam sambutannya, Dr. Imam Sujadi, M.Si. yang merupakan Kepala Prodi PPG FKIP UNS mengungkapkan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang kebhinekaan bagi seorang guru.
“Sebagai calon guru, kita akan berhadapan dengan peserta didik yang berasal dari berbagai latar belakang. Keberagaman ini merupakan sebuah keindahan, namun juga dapat menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang kebhinekaan menjadi sangat penting,” ungkap Dr. Imam
Lebih lanjut, Dr. Imam juga menjelaskan apa saja yang akan dipelajari selama pelaksanaan Diklat WKG.
“Melalui diklat ini, kita akan belajar bagaimana menghargai perbedaan, membangun toleransi, dan mewujudkan persatuan dalam keberagaman. Kita juga akan diajak untuk berpikir kritis tentang isu-isu global yang berkaitan dengan keberagangan, seperti isu migrasi, konflik antar agama, dan diskriminasi,” harap Dr. Imam.
Manfaat yang diharapkan dari Diklat WKG ini bagi guru baik secara teoritis maupun praktis nanti ketika kembali ke sekolah adalah memperkuat pemahaman guru baik secara konseptual maupun praktis akan terciptanya budaya toleransi yang didasarkan atas penghargaan akan nilai-nilai kemanusiaan, agama, budaya atau local wisdom, dan praktik baik yang sudah dilakukan. Melalui pelatihan ini, mereka diharapkan dapat memberikan pengalaman kebhinekaan yang bisa diterapkan dan diperkuat dalam lingkup lingkungan pendidikan dimana guru bertugas.
Output dari Diklat WKG ini diukur dari kontribusi peserta dalam ikut aktif mempromosikan budaya toleran, baik di lingkungan sekolah maupun kelas. Dengan demikian, diklat ini dikatakan berhasil apabila mereka mampu melakukan analisa terhadap konsepsi toleransi, bentuk-bentuk pelanggaran intoleransi di dunia pendidikan, serta konsep pencegahannya dengan pendekatan penanaman prinsip dan nilai moderasi dan program kebhinekaan di sekolah. Selain itu, mereka juga mampu mempromosikan nilai-nilai kebhinekaan, menghayati pengalaman kebhinekaan, dan mampu merefleksikannya dalam konteks sekolah.